ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN.
Memasuki abad kedua puluh masehi, keadaan dunia ditandai oleh kemajuan yang dicapai oleh barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala implikasinya, yaitu berupa penjajahan mereka atas dunia islam. Negara negara yang dahulu masuk ke dalam hegemoni islam seperti spanyol, india, sisilia, dan sebagainya sudah mulai melepaskan diri dari islam dan berdiri sendiri sebagai negara yang sepenuhnya berada diluar ideologi islam. Demikian pula negara negara yang sepenuhnya dikuasai islam juga sudah banyak yang menjadi jajahan bangsa bangsa lain. Negara negara tersebut antara lain mesir, turki, malaysia, dan Indonesia.
Menghadapi keadaan yang demikian itu, umat islam mencari sebab sebabnya. Sebab sebab tersebut yang utama diantaranya karena umat islam tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya perpecahan.
Dikalangan umat islam paling kurang timbul tiga sikap menghadapi keterbelakangan dalam bidang ilmu pengetahuan tersebut sebagai berikut.
a. Sikap yang didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari barat sebagai ilmu pengetahuan yang sekular dan harus ditolak.
b. Sikap yang didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari barat sebagai ilmu yang bersifat netral. Karenanya ilmu tersebut harus diterima apa adanya tanpa disertai rasa curiga dan sebagainya.
c. ikap yang didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari barat sebagai ilmu yang bersikap sekular dan materialisme. Namun dapat diterima oleh umat islam dengan terlebih dahulu dilakukan proses islamisasi.
Ketiga sikap tersebut satu dan lainnya memiliki pengaruh sendiri sendiri dimasyarakta dengna segala implikasinya. Sutdi dalam bab ini adalah penjabaran lebih lanjut dari sikap yan gketiga sebagaimana tersebut diatas, yaitu sikap mengislamkan ilmu pengetahuan.
Islamisasi ilmu pengetahuan pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk mentransformasikan nilai nilai keislaman ke dalam berbagai bidang kehidupan manusia, khususnya ilmu pengetahuan. Dengan Islamisasi ilmu pengetahuan dapat diketahui dengan jelas, bahwa islam bukan hanya mengatur segi segi ritualitas dalam arti shalat, puasa, zakat, dan haji melainkan sebuah ajaran yang mengintegdrasikan segi segi kehidupan duniawi termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Ditengah tengah masyarakat yang masih dilanda krisis dalam berbagai bidang kehidupan seperti sekarang ini, islamisasi ilmu pengetahuan semakin dipandang relevan daya antisipatifnya.
Ditengah tengah perdebatan disekitar setuju atau tidak setuju dengan islamisasi ilmu pengetahuan tersebut, tampaknya islamisasi ilmu pengetahuan tersebut pada akhirnya merupakan suatu keharusan.
Lahirnya industri perbankan yang berbasiskan syariat seperti yang dipraktikkan pada bank muamalat Indonesia (BMI), bank Syariah Mandiri, dan sebagainya menunjukkan pentingnya nilai nilai islam terintergrasi dalam sistem perekonomian yang dikembangkan masyarakat.
Demikian pula praktik kehidupan kenegaraan yang semakin menuntut perlunya ditegakkan asas keadilan, kejujuran, demokrasi, transparasi, dan sebagainya menunjukkan bahwa nilai nilai islam perlu diintegrasikan ke dalam praktik kenegaraan. Demikian pula munculnya universitas Islam Negeri (UIN) syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan pada upaya mengintergrasikan ilmu agama dan umum, juga merupakan bukti perlunya program islamisasi ilmu pengetahuan itu dilaksanakan.
Posting Komentar untuk "Islamisasi Ilmu Pengetahuan"
Jangan lupa tinggalin komentarnya yau...